Jumat, 10 Juni 2011

Kedai 1001 Mimpi

Kedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKIKedai 1001 Mimpi: Kisah Nyata Seorang Penulis yang Menjadi TKI by Valiant Budi

My rating: 4 of 5 stars


562th - 2011



Terlepas dari cerita-cerita pilu TKW yang sering muncul di TV/Koran, berdasarkan pengalaman pribadi selama berada di Arab Saudi kurang lebih 40 hari pada tahun 2007/08, semuanya kelihatan fine-fine saja, orang-orang di sana--terutama para pedagang--ekstra ramah, meski suka rada bete kalo ada yang maksa nawar harga... :) Plus tidak ada insiden kelaparan karena konsumsi terlambat atau bencana banjir bandang...



Selain itu, meski banyak yang mewanti-wanti agar kebiasaanku di Indonesia tidak dilakukan, yaitu jalan-jalan sendirian, aku tetap nekat jalan-jalan sendirian. Soalnya anggota kelompokku rata-rata sudah sepuh, 70-80an tahun, dan mereka lebih suka istirahat di hotel. Duh, udah jauh-jauh ke sana masak mau di hotel melulu, rugi dong...



Alhamdulilah aku nggak pernah mengalami insiden yang merusak jiwa raga. Barangkali karena kemana-mana aku cuma naik bis khusus Indonesia [kadang2 nebeng bis Turki ding], dan dibilang sendirian juga di mana-mana banyak orang Indonesia yang bisa dikenali dari baju hijau telor asinnya. Aku merasa aman banget, apalagi jalan-jalannya juga selalu ke tempat ramai, kayak pasar dan mall [jalan-jalan doang, bukan belanja, secara anggaran terbatas ^^]...



Omong-omong tentang mall, jadi keingetan deh. Pas lagi makan siang di pinggir mall--jauh-jauh ke sana cuman buat makan KFC--aku menyaksikan satu insiden, di antara umat di halaman Masjidil Haram, ada cowok yang meng-grepe-grepe cewek di dekatnya sampai tuh cewek teriak dan menjerit-jerit. Tentu saja tak lama kemudian tuh cowok ditangkap polisi. Tapi yang nggak ngerti apa yang bikin cowok itu tiba-tiba nafsu nggak kenal tempat, cari kesempatan dalam kesempitan, padahal korbannya pakai burqa tertutup rapat, nggak kayak orang Indonesia yang kadang cuman pakai jilbab doang.



Singkatnya, di mataku, everything is fine... yah, mungkin karena musim ibadah juga sehingga semua orang menahan diri dan semua keburukan yang mungkin ada tak muncul ke permukaan...



Setelah membaca ke buku Mas Vabyo yang membuka apa yang tertutupi dari mata turis sepertiku, hikmah yang kudapat :



- Kalau suatu hari diperkenankan kembali ke tanah suci, kudu hati-hati kalo mau ngupi-ngupi di Cafe S***bucks , eh, Cafe Sky Rabbits, secara kita bisa dapat extra-extra yang tidak menyenangkan dari barista bete yang kreatif abis.



- Tidak cuma TKW Indonesia yang jadi korban pelecehan, tapi juga TKP (Tenaga Kerja Pria), baik dari kaum hawa (majikan dan sodara-sodaranya) maupun dari kaum adam (ihhh!), apalagi yang kulitnya putih mulus dan tampangnya imut. Hm, kirain cuma di Afghanistan saja seperti ceritanya Mas Agus di Selimut Debu.



- Nggak di Indonesia, nggak di Arab Saudi, sifat-sifat manusia tetap sama... lahir dan hidup di tanah suci bukan lantas lebih suci dari mereka yang lahir dan hidup di negeri lain.



View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar