Tampilkan postingan dengan label Just a thought. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Just a thought. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 14 Januari 2012
Oleh-Oleh Cirebon
Seperti biasa, kalau pulang kampung selalu disempatkan membawa oleh-oleh untuk teman-teman kostan. Maka, setelah sebungkus besar kerupuk melarat disantap tanpa sisa, kukeluarkan kerupuk kancing di atas meja makan. Eh, sungguh sial nasibnya, tiada yang bersedia membuka dan memakannya... Apa sebabnya?
Pantesan. Baca mereknya saja sudah ilfil duluan.
Jumat, 16 Desember 2011
Panggil Aku...
My rating: 3 of 5 stars
1301st - 2011
Di kalangan keluarga, semua orang memanggilku Tris. Karena anak paling bontot, panggilannya jadi De Tris. Dus, saking nempelnya panggilan itu, malah dianggap begitulah namaku, sehingga ada yang memanggilku Kak Detris, Tante Detris, atau malah De Detris... Redundansi deh, kayak Bank BRI, Bank BCA, Bank BNI... Sudah begitu, biasanya di luar keluarga inti, tidak ada yang tahu nama di akte kelahiran, ijazah, dan KTP-ku. Pernah kejadian sedang nginap di rumah uwak, ada teman menelepon ke rumah, langsung dijawab oleh uwak dengan tegas "Oh, maaf salah sambung. Tidak ada yang namanya Indah di sini." Dan telepon keburu ditutup aku sempat mengambil alih. Huh.
Tentu saja, di luar kalangan keluarga, semua orang memanggilku dengan nama KTP. Entah kenapa, tidak pernah bisa membawa nama panggilan rumah ke sekolah atau lingkungan kerja. Pernah waktu pindah sekolah ke lingkungan baru, pas hendak mencoba mengenalkan diri "Panggil aku Tris", eh sudah ada teman sekelas yang nama panggilannya Neng Tris, singkatan dari Neneng Trisyanti. Ya sudahlah... formal saja deh. Itu pun kadang bermasalah juga karena nama depanku cukup populer (baca: pasaran), jadi selama dua tahun sekelas dengan yang bernama depan sama jadi dipanggil "Indah Tri", hanya sekedar pembeda.
Judul buku ini, Panggil aku B. Kalau aku mau mencoba panggilan sesingkat seperti Neng Beauty Ayu di sini, bisa sih coba-coba panggilan baru jadi Ms. I atau Ms. T. Dibacanya kok jadi Missy atau Misty, ya? Terus kalau Ms. T bisa-bisa dikira pasangannya Mr. T nantinya. Kalau coba pakai Ms. Tris, nanti bisa-bisa dipanggil Mistress. Gawat, serasa di jaman historical romance deh...
Eh, lho, dari tadi kok malah ngomongin nama panggilan? Ini mah bukan review atuh nya?
View all my reviews
Selasa, 17 Mei 2011
Fill In The Blank
Rela berkorban demi …………………………
Di masa perjuangan kemerdekaan, titik-titik kosong di atas bisa diisi macam-macam. Nusa bangsa. Kemerdekaan. Perdamaian abadi. Dan Keadilan Sosial. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus di— … ups, maaf kebablasan. Maksudnya, di masa itu, orang rela berkorban tanpa pamrih untuk kepentingan yang lebih besar, meskipun hal itu belum pasti adanya, dan sama sekali tak ada jaminan.
Bukannya di masa sekarang tidak ada. Rela berkorban demi cinta toh masih tetap ada. Cinta orang tua, cinta kekasih, cinta apapun bentuknya. Namun… sekarang prinsip rela berkorban tanpa pamrih sulit dilakukan, karena di jaman materialisme dan kapitalisme ini, kita semua telah diajari, dibiasakan, untuk bersifat realistis. Untuk memperhitungkan untung-rugi sebelum mengambil keputusan, dan tentunya untung-rugi itu harus tampak jelas, bukan hal-hal yang belum pasti.
Ada uang, ada barang
Tak ada uang, abang ditendang...
Langganan:
Postingan (Atom)